ALARM HATI
Bismillahirahmanirahimmm..
Jiwa selalu merindu kebahagian dan kesempurnaan, seluruh
jiwa tanpa terkecuali. Mulai dari orang jahat sampai orang-orang baik, begitu
pula fitrah. Mereka akan merasa sakit, merintih dan merana manakala kebahagiaan
dan kesempurnaan tidak kunjung menghampiri. Akal dengan bantuan tentara Tuhan
menuntun mereka mencari dan mendapatkannya. Sedang hawa nafsu dengan bantuan bala
tentara syetan barusaha tanpa gentar merusaknya. Kedua tentara berperang untuk
menguasai diri, dan pada akhirnya yang menentukan adalah diri sendiri. Pilihan
tergantung pada diri kita sendiri.
Jiwa terus merindu kebahagiaan dan kesempurnaan, sampai
akhirnya akal dengan bantuan tentara tuhan mendapatkan Dzat yang dapat memberikan
itu semua, Dzat yang Maha Kuasa, tapi kuasaNya tidak mengalahkan keadilanNya,
Dzat yang Maha dari segala Maha Dialah Allah Azz wa Zalla. Untuk mengenalnya
tidak sulit karena sebenarnya sebagian sifatNya termanifestasi dalam diri. Tapi
utnuk dekat denganNya perlu usaha yang sangat karena tentara syetan terus
menghalangi, Perlu komitmen dan konsisten untuk semakin dekat dengannya.
Tahajjud merupakan cara yang direkomendasikan oleh Sang Maha
dari segala Maha untuk dekat dengan Nya, Tahajjud sangat ampuh untuk
mendekatkan diri kepada Allah. Sangat ampuh melepas rindu kepada Allah. Sangat
ampuh untuk mengobati sakit apapun tanpa terkecuali. Sangat ampuh untuk
mendapatkan kebahagiaan hakiki. Banyak orang telah membuktikan. Inilah sepotong
hikayat mengenai tahajjud:
“Alkisah dulu ketika Indonesia dalam masa penjajahan,
terdapat seorang muda yatim piatu, hidup sebatang kara penuh derita Ibunya
wafat karena sakit, ayahnya meninggal tertembak peluru tentara jepang.Tak ada
warisan yang didapat. Tak ada orang yang dapat membantu, tak ada sesuatu untuk
bergantung, semuanya telah mengecewakannya. Ia berjalan lunglai tanpa arah.
Hawa nafsu mengajaknya untuk mengakhiri hidup, tapi akal
sehat dan jiwanya mengarahkan untuk mendapatkan kebahagian dan kesempuanaan
abidi. Ia mencari, terus mencari sampai tiba waktu yang mempertemukan dia
dengan seorang miskin, bajunya copang camping, tidur dimana saja, tetapi sangat
ceria dan dermawan, ia memberi senyuman semua orang, memberikan apa yang dia
miliki tanpa takut akan habis. Pemuda merasa tertarik kepadanya ia berkata
kepada si miskin “wahai tuan, apa gerangan yang membuat wajahmu tampak begitu
riang sedang kulihat kau begitu menderita” si miskin menjawab “aku melihat
keindahan di alam ini, aku bersyukur karena Allah memberiku umur sampai saat
ini, sedang di luar sana banyak orang yang menginginkan kehidupan.”
Pemuda kaget
mendengar jawaban si miskin, lalu ia bertanya kembali “lalu apa gerangan yang
membuatmu memberi apa yang kau miliki, tidak kah kau takut kelaparan dan tak
memiliki apapun, sedang ku lihat kau begitu miskin? Si miskin menjawab
“sesungguhnya aku memiliki Allah, dan Dia memiki segalanya, bagaimana bisa kau
katakan aku tidak memliki apapun? Allah dengan sifatnya yang maha penyayang memberi
rezeki seluruh makhluk di alam ini, adakah Allah menjadi miskin?
Pemuda mengangguk anggukan kepalanya, ia merasa tersentuh
oleh ucapan si mikin, lalu ia kembali bertanya “wahai tua bagaimana engkau
dapat begitu yakin dan dekat dengan Allah” si miskin menjawab “setiap malam aku
melakukan Shalat Tahajjud, ku adukan segala permasalahan, ku minta semua yang
aku butuhkan sampai aku merasa tiada lagi termpat bergantung selain Dia”
Begitu luar biasa pengaruh tahajjud ini. Dalam kisah diatas
si miskin terlihat bahagia walau secara dzahir terlihat begitu
menderita. Sesungguhnya kebahagian tidak lah di ukur dari bagusnya pakaiaan
atau mewahnya apa yang di pakai, kebahagian datang dari hati yang tenang di
sandarkan kepada sang Maha Penyayang. Seorang yang melakukan tahajjud di
dasarkan keikhlasan dan kerinduaan akan merasakan kenikmatan yang sungguh luar
biasa. Ia akan mencurahkan segala urusan dan masalah kepada Allah.
Mengantungkan seluruhnya kepada Allah. Cerita pemuda belum berakhir sampai di
atas. Ini dia lanjutan kisah sang pemuda yang insya Allah dapat diambil hikmah.
Kini sang pemuda
hidup meniru si miskin, setiap malam menjelang subuh dia bangun dengan semangat
mengambil air wudhu dan mendirikan sholat. Ia adukan segala permasalahan dari
yang terkecil sampai terbesar, tak jarang air matanya mengalir deras di hadapan
Sang Penyayang. Ia minta semua yang dibutuhkan. Ia sadar selalu saja Sang
peyanyang mengabulkan permintaannya, Kecuali permintaan yang satu. Sang pemuda
memohon meminta istri, tapi sampai waktu ke sepuluh tahun dari awal ia meminta,
belum juga terkabul. Ia gelisah, terus merintih kepada Allah.
Sang pemuda merasa heran doanya tak kunjung terkabul, ia
pergi menemui si miskin berharap mendapat jawaban. Ketika bertemu langsung saja
setelah menanyakan kabar sang pemuda bertanya “wahai tuan, telah sepuluh tahun
aku meminta istri kepada Allah tapi sampai saat ini belum juga kau
mendapatkannya. Tidakkah Allah mendengarku, padahal tiap malam aku merintih dan
meronta meminta hal tersebut. Tidakkah Allah menyayangiku” si miskin menjawab
dengan jawaban yang tak di duga “sesungguhnya Allah sangat menyayangimu, Dia
selalu merindu rintihan dan rontaanmu, Dia takut ketika permintaanmu di
kabulkan engkau lupa kepadaNya dan tidak merintih lagi. Sesungguhnya dia sedang
meyakinkanmu dan menguji keistiqomahanmu” pemuda mengangguk-anggukan kepalanya,
lalu si miskin meneruskan “sesungguhnya ke bahagiaan tidak selamanya datang
ketika permintaan kita terkabul dan menjadi nyata. Kebahagian datang ketika
kita mencurahkan permasalahan kita kepada sesuatu yang dapat memecahkannya,
kebahagiaan datang ketika hati tenang dengan menangis dihadapan sang maha
Kuasa.” Si pemuda pulang dengan jawaban puas.
Sang pemuda mendapatkan istri. Kehidupannya sangat
harmonis, tahajjud masih terus ia lakukan, jika ia meninggalkan, hidupnya
terasa hampa. Ia telah lulus ujian keistiqomahan.
Apa hikmah dari kelanjutan cerita sang pemuda? Terdapat
point penting yang dapat kita tarik, pertama Allah memberi kasih sayang
keseluruh makhluknnya secara merata dengan bentuk yang berbeda-beda, ada yang
di uji dengan kemiskinan ada juga dengan kekayaaan, Allah hanya menginginkan
makhluknya ingat dan kembali kepadaNya.
Kedua,
tahajjud mendekatkan diri kepada Allah, dan tentu Allah dengan senang hati menerima
niat kedekatan makhluknya. Dengan tahajjud Allah akan terus menarik kita untuk
terus berbuat baik. Dan menuntun kita untuk istqomah di jalan yang benar. Hal
ini sesuai dengan firmanNya dalam Qur’an al-Karim “Dan pada sebahagian malam
hari, kerjakanlah sholat tahajud sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan
Robb-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.” QS. Al Isra'79.
Ketiga, kebahagian dan ketenangan jiwa bukan ketika
dikabulkaknya doa, tapi ketika menangis di hadapanNya mengungkapkan dan
mencurahkan maksud kita. Ketika masalah menghampiri, yang dibutuhkan adalah
pendengar setia, dan Dia adalah Allah swt. Di hadapanNya kita seperti anak
kecil yang sedang merengek, dan sesungguhnya Allah menyukai rengekan kita. Sama
orang tua terhadap anaknya, ia merasa senang ketika anaknya mencurahkan isi
hatinya.
Keempat, point keempat ini selalu terdengar dari
nasehat seorang ustadz beliau mengatakan “ketika do’a tidak di kabulkan
Allah, sesungguhnya bukan Allah tidak mendengar atau tidak ingin mengabulkannya,
tapi karena Allah masih rindu dan senang akan rintihan hambaNya.”
Itulah empat point hidayah dari hikayat sang pemuda dan si
miskin yang mendapt kebahagiaan. Alarm hati terus berdering mengingatkan kita
berbuat baik, sungguh jiwa merindu bertemu Allah, berdiri di hadapanNya pada
malam hari. Sebagai mana semangat syetan mengjauhkan manusia dari Allah, maka
haruslah menusia pun sesemangat syetan untuk mendekatkan diri kepada Allah
bahkan harus lebih semangat agar dapat mengalahkan syetan. Sehinga tentara
Tuhan mengusai diri.
Berikut terdapat beberapa kiat agar semangat berbuat baik
dengan mendirikan sholat tahajjud:
1.
Jadikan Allah sebagai
kekasih, tumbuhkan dan selalu ingat bahwa tiada lagi tempat bergantung
selainNya. Semua makhluk memiliki kekurangan sehingga pasti membuat kecewa jika
menggantungkan diri kepada makhluk. Hanya Khalik yakni Allah SWT yang memiliki
seluruh kesempurnaan
2.
Jadilan Sholat sebagai
kebutuhan. Ubah pandangan dari sholat adalah beban, menjadi sholat adalah
mengasyikan. Dengan sholat, diri bebas mengugkapkan seluruh masalah.
Dengan dua kiat di atas diri akan terus dituntun untuk
melakukan tahajjud. Sungguh jiwa merindu bertemu dan berbincang-bincang dengan Dzat
yang didalamnya terdapat kesempurnaan, Dzat yang tak pernah mengecewakan. Alarm
hati terus berdering, Berharap diri merespon.
***
Semoga bermanfaat ^_^
~azkia
Komentar
Posting Komentar